Assalamu'alaikum Wr.Wb

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Well Come to my blog
SUNARDI ; Guru Kimia SMK N Rejang Lebong Bengkulu "DENGAN ILMU HIDUP AKAN LEBIH MUDAH"

SELAMAT BERGABUNG

Untuk siswa/i-ku,...siapapun dirimu,...dari manapun asal tempat tinggalmu, janganlah kalian pesimis. Hadapi tantangan masa depanmu dengan tegar, penuh ketekunan. Yakinlah dengan bekal ilmu yang kalian terima dari para guru, kalian akan menyonsong masa depan yang lebih bahagia.

KarLis



PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) KELAS V
 SD NEGERI 12 KEPAHIANG  










OLEH:

NAMA                                   : SUMARNI, S.Pd.SD
NIP                                         : 19670807 200502 2 006
TUGAS                                  : Guru Kelas
TEMPAT TUGAS               : SD Negeri 12 Kutorejo
                                   










DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SEKOLAH DASAR NEGERI 12 KEPAHIANG

2013



LEMBAR PENGESAHAN


Karya tulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) KELAS V
SD NEGERI 12 KEPAHIANG
OLEH:

NAMA                                   : SUMARNI, S.Pd.SD
NIP                                         : 19670807 200502 2 006
TUGAS                                  : Guru Kelas
TEMPAT TUGAS               : SD Negeri 12 Kutorejo Kepahiang

telah diteliti dan disyahkan


      Kepahiang,  15 Oktober 2013

                  Kabid. Dikdas Dinas Dikpora                                                Kepala Sekolah,
                  Kabupaten Kepahiang                                                SD. Negeri 12 Kepahiang



                 Drs.H.M.HOLIL                                                       ROSMAINI, S.Pd.Sd
                 Pembina                                                                    Pembina
                 NIP. 1995905121979031001                                    NIP. 195605281975011002


















KATA PENGANTAR

            Dengan mengucap puji serta syukur kehadirat Allah SWT, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang selalu memberi rahmat, taufik  hidayah serta petunjukNya kepada penulis sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
            Karya tulis ini merupakan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang disusun berdasarkan  hasil penelitian tindakan pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas V SD Negeri 12 Kutorejo kecamatan Kepahiang kabupaten Kepahiang.
Karya tulis  ini tidak dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.      Ibu Roslaini, S.Pd, MM selaku Kepala SD Negeri 12 Kepahiang
2.      Bapak ….    selaku Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepahiang
3.      Bapak Ibu Guru SD Negeri 12 Kutirejo dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangan baik isi maupun redaksinya, untuk itu kritik dan saran yang  membangun demi perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang sangat diharapkan guna meningkatkan profesionalitas penulis sebagai guru tentunya
Akhir kata semoga Allah Swt selalu memberikan rahmatNya kepada kita semua dan karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
           

Kepahiang,  Oktober  2013

Penulis,

                                                                                               
                                                                                                       








DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………..
KATA PENGANTAR  .............................................................................................              iv  
DAFTAR ISI  ...........................................................................................................                v
BAB  I  PENDAHULUAN  .....................................................................................                1
A.        Latar Belakang  ............................................................................................                  1
B.        Rumusan Masalah  ........................................................................................                 2
C.        Tujuan Perbaikan  .........................................................................................                 2
D.        Manfaat Perbaikan  .......................................................................................                 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA  ..................................................................................                            4
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN  ..............................................................                6
A.        Subyek Penelitian  ........................................................................................                 6
B.        Deskripsi  Per Siklus  ....................................................................................                7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN  .........................................              14
A.        Deskripsi Per Siklus  .....................................................................................              14
B.        Penbahasan dari setiap Siklus  ......................................................................              23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN  ..................................................................               26
A.        Kesimpulan  .................................................................................................                26
B.        Saran  ...........................................................................................................                32

DAFTAR PUSTAKA













BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
 
             Proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik inte-lektual, moral maupun sosial agar dapat hidup madiri sebagai individu. Sebagai makluk sosial  dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungannya belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran.
             Dalam kenyataannya yang ada dalam proses belajar mengajar pada pendidikan dasar, ada siswa yang lambat menyerap pelajaran dan ada pula yang cepat khususnya di kelas. Maka dari itu siswa yang cepat menyerap pelajaran tersebut disebut cerdas atau cerdik ( Sumantri 1998 : 160 )
             Bagi siswa yang cepat menyerap pelajaran yang disampaikan oleh guru, bagi guru tidak masalah tetapi bagi siswa yang lambat dalam menyerap pelajaran merupakan masalah yang serius bagi guru.
             Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat kondisi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat diidentifikasikan kelemahannya sebagai berikut :
1.   Siswa hanya mendengar saja
2.   Pada saat guru  menjelaskan masih banyak siswa kurang memperhatikan
3.   Sewaktu diadakan tanya jawab hanya sebagian kecil yang dapat menjawab     dengan benar
4.   Penerapan  metode diskusi belum maksimal
5.   Hasil belajar siswa belum rendah.

Kelemahan- kelemahan tersebut di atas disebabkan guru kurang memiliki keterampilan memilih dan mengunakan berbagai strategi  serta metode secara tepat.
            Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas ,maka upaya meningkatkan.kualitas pembelajaran merupakan sesuatu yang sangat prioritas untuk dilakukan. Salah satu alternatif yang diduga dapat menjembatani keresahan tersebut di atas  adalah dengan menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran pada mata pelajaran  Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kelas V SD Negeri 12 Kepahiang.
          Keadaan seperti inilah yang menuntut guru agar dapat menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran. Dengan menggunakan metode diskusi  yang tepat diharapkan  mutu pembelajaran akan lebih baik dan menghasilkan nilai yang baik.
            Oleh karena itu hendaknya seorang guru didalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas dapat menerapkan  metode diskusi supaya siswa dalam menerima pembelajaran tidak mudah jenuh dan selalu bergairah untuk mengikuti pelajaran.



B.  RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini sebagai berikut :
  1. Apakah hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan metode diskusi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) kelas V SD Negeri 12 Kepahiang?
  2. Apakah keatifan siswa dalam belajar dapat ditingkatkan melalui penerapan metode diskusi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

D. MANFAAT PERBAIKAN
1.   Manfaat bagi siswa                                                   
a.   Dengan menggunakan metode diskusi siswa menjadi lebih tertarik dalam   belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
b.   Dapat mempercepat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
c.   Hasil belajar siswa lebih meningkat.

  1. Manfaat bagi guru
a.       Sebagai bahan masukan tentang salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar.
b.      Guru terlibat langsung dalam penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi.
c.       Mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran.
d.      Guru dapat meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.
  1. Manfaat bagi sekolah
a.       Meningkatkan kemitraan antar guru.
b.      Menambah upaya untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
c.       Meningkatkan kualitas belajar mengajar khususnya pada mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)








                                                                       

                       



















BAB  II
KAJIAN PUSTAKA


A.        Hasil Belajar Siswa
            Hasil belajar siswa adalah hal yang dicapai dalam mata pelajaran, lazimnya dilakukan dengan nilai tes atau langkah yang diberikan oleh guru. (Adelina. AM, 1988).
            Sedangkan menurut Poerwadarminto (1983 : 786) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu perbuatan yang telah dilakukan atau dikerjakan.

B.        Metode Diskusi
            Metode diskusi adalah interaksi kelompok sosial dibentuk melalui kerja kelompok. Pengertian kerja kelompok menurut para ahli sangat beragam di antaranya :
1.      Muhammad Ali ( 1984 ) dalam Lisa Evriyanti (2005:4) bahwa diskusi adalah suatu proses teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan tujuan mengemukakan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.
2.      Arends (2004) menyatakan bahwa masyarakat belajar dapat meningkatkan interaksi dan belajar, hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok sarta kemampuan menemukan jawaban permasalahan yang dihadapi secara lebih kompleks.
3.      Winarni (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa nilai-nilai sosial positif dalam kerja kelompok diperlukan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari dan secara nyata serta akan tercermin dari sikap dan perilakuknya yang percaya diri, kritis, penuh perhatian dan mampu memberikan alternatif solusi secara kolaborasi.
4.      Sejalan dengan teori perkembangan Vygotsky (zona of proximal development - ZPD ) yang menyatakan bahwa pengetahuan dibangun melalui proses interaksi siswa dengan anggota komunitasnya yang lebih berkompeten (teman sebaya, guru).
           
C.        Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekoah Dasar
            Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang termuat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam kelompok normatif, memuat pengetahuan tentang pengembangan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral tersebut diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari sebagai warga negara yang baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar 2007).
            Tujuan Pkn dengan paradigma barunya yaitu mengembangkan pendidikan demokrasi mengemban tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelegence) membina tanggung jawab warga negara (civic responsibilty) dan mendorong partisipasi warga negara (civic participation). Kecerdasan warga negara yang dikembangkan untuk membentuk warga negara yang baik bukan hanya dimensi rasional melainkan juga dalam dimensi spiritual, emosional dan sosial sehingga paradigma baru PKn bercirikan multidimensional. (Sapriya dan H.Udin S.Winataputra, 2006)
            Anak sekolah dasar kelas V pada umumnya berada pada rentangan usia 10-11 tahun. Pada usia ini olehm Piaget dikatakan bahwa anak berada pada masa-masa moral relativis. Relativis moral diartikan menggantikan moral yang kaku, misalnya bagi anak usia 5 tahun berbohong itu selalu dalam konteks pengertian tidak baik atau buruk, sedangkan pada usia yang lebih besar mereka lebih menyadari bahwa berbohong itu tidak selamanya buruk karena dalam situasi tertentu berbohong malah meniimbulkan kebaikan (Piaget dalam Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, 2002).
            Teori perkembangan nilai moral yang dikemukakan di atas, apabila kita hendak terapkan dengan teori belajar  yang membagi domain manusia ke dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor maka implikasinya dalam pelaksanaan pembelajaran tidak boleh hanya dengan hanya mengembangkan potensi diri siswa pada salah satu domain saja, akan tetaqpi harus utuh, bulat, dan terpadu. Dengan kata lain kita tidak hanya dituntut untuk mengembangkan aspek intelektual dan keterampilan anak belaka, tetapi juga lebih penting adalah bagaimana mengembangkan aspek-aspek afektual anak. Hal ini dikaarenakan setiap potensi yang ada pada diri anak mempunyai hak yang sama untuk dikembangkan, jadi perkembangan intelektual dan keterampilan anak harus seiring dengan perkembangan sikap, dan emosinya. (H. A. Aziz Wahab dan H Udin, S. Winataputra, 2005).
            Dengan mengkaji pendapat di atas, jelas bahwa tugas seorang guru sebagai seorang pendidik bukan hanya sekedar mengajar dalam arti menyampaikan aspek-aspek pengetahuan saja, tetapi bagaimana mendidik, yaitu membina sikap mental dan moral siswa. Oleh karena itu orientasinya bukan sekedar pada tujuan, tetapi harus melihat bagaimana proses untuk mencapai tujuan itu dapat terlaksana dengan baik.


BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subyek Penelitian (Lokasi, kelas, mata pelajaran, waktu dan karakteristik siswa)

a. Lokasi
            Lokasi Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 12 Kepahiang yang beralamat di Jalan Raya Kutorejo kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang Propinsi Bengkulu.

b. Kelas
            Kelas yang akan dijadikan subyek penelitian ini adalah kelas V yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 15 laki-laki dan  15  siswa perempuan.

c. Mata Pelajaran
            Mata Pelajaran yang dijadikan subyek penelitian yaitu Pendidikan Kewarganegaraan.

d. Waktu
            Waktu pelaksanaan penelitian dari tanggal 2 September 2013 sampa1 16 April  2013 dengan jadwal sebagai berikut :

No
Hari dan Tanggal
Mata Pelajaran
Kelas
Jumlah Siswa
Tempat Penelitian
1
Senin, 2 September 2013
P K n
V
30
SDN 12
KPH
2
Senin, 9 September 2013
P K n
V
30
SDN 12
KPH
3
Senin 16 September 2013
P K n
V
30
SDN 12
KPH

e.  Karakteristik Siswa
            Karakteristik siswa kelas V SD Negeri  12 Kepahiang pada umumnya sama dengan karakteristik anak usia 10-11 tahun yaitu :
-          Senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan pendekatan  Pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik tersebut. 
-          Suka menyampaikan dan tukar  informasi kepada temannya.
-          Senang dengan kegiatan yang dapat langsung dikerjakan sendiri.
Dilihat dari karakteristik tersebut di atas maka guru sangat perlu merancang model pembelajaran yang memungkinkan siswa terlibat langsung dalam menyampaikan atau menerima pengetahuan dari teman lainnya.


B. Deskripsi Per Siklus (Rencana, Pelaksanaan, Pengamatan/Pengumpulan data/Instrumen, Refleksi)

Di dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti melakukan langkah-langkah serta tahapan-tahapan sebagai berikut:

I.       Siklus  Pertama (ke-1)

1.      Perencanaan       

a.       Standar  Kompetensi :
-     Menghargai  Keputusan  Bersama
b.   Kompetensi  Dasar :
-     Memahami  Keputusan  Bersama 
      c .  Indikator :
-     Menjelaskan bermusawarah adalah cara terbaik dalam
      mennyelesaikan masalah
d.   Tujuan  Pembelajaran  :
- Agar siswa dapat menghargai pendapat orang lain.
- Agar siswa termotivasi megeluarkan pendapat.
-  Agar siswa dapat mengambil kesimpulan bersama.
e.   Materi Pembelajaran :
-    Pengertian musyawarah
-    Musyawarah untuk mufakat
-    Bentuk-bentuk keputusan bersama
f.    Metode pembelajaran :     
-     Ceramah
-     Tanya jawan
-     Penugasan
g.   Langkah-langkah pembelajaran :
1.   Kegiatan Awal ( 10 menit )
-     Mengisi daftar kelas ; berdoa, 
-     Guru menginformasikan tentang materi yang akan dibahas.
-     Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat dengan tugas pertanyaan minggu lalu.
2.   Kegiatan Inti ( 45 menit )
- Guru mengajukan pertanyaan kepada beberapa peserta didik apa yang dimaksud dengan musyawarah.        
-  Guru menjelaskan tentang cara bermusyawarah yang benar.

3.   Kegiatan Akhir ( 15 menit )
            -  Guru  mengajukan pertanyaan tentang pengertian musyawarah.
-  Guru memberi kesempatan siswa bertanya, guru menjawab pertanyaan   tersebut.
- Peserta didik diberikan tugas untuk menuliskan pendapatnya tentang pengertian mu syawarah dan keputusan bersama (disertai contohnya)

2.      Pengamatan / observasi

Selama peneliti melaksanakan pembelajaran pada Siklus Pertama (ke-1) diamati oleh teman sejawat, adapun yang diamati :
-          Selama guru mengajar dilakukan observasi untuk melihat keaktifan siswa
-          Aspek yang dinilai oleh teman sejawat dalam lembar observasi meliputi ; Rencana Pelajaran, langkah-langkah pembelajaran, penyampaian materi pelajaran, keaktifan siswa, metode yang digunakan, pemberian contoh soal, membimbing siswa, ketepatan waktu, mengadakan evaluasi, pemberian penguatan, keterampilan bertanya, dan tindak lanjut.
-          Setelah proses pembelajaran, selesai dilakukan evaluasi hasil belajar PKn.


3.      Refleksi

Ada beberapa kelemahan yang dilakukan guru sebagai berikut:
-          Penyampaian yang dilakukan guru belum begitu dipahami siswa.
-          Proses pembelajaran cenderung terpusat pada guru (teacher centre)
-          Saat pembelajaran siswa kurang aktif.
-          Metode yang dilaksanakan guru kurang tepat.
-          Hasil evaluasi siswa cukup rendah.

Sedangkan kelebihannya sebagai berikut :
-          Proses pembelajaran cukup terorganisir
-          Ketepatan waktu dalam proses pembelajaran cukup
-          Penguasaan kelas cukup.


II.    Siklus Kedua (ke-2)

1.      Perencanaan
           
a.   Standar Kompetensi   :                                                                      
-     Menghargai keputusan bersama
b.  Kompetensi Dasar       :
-     Mematuhi keputusan bersama.
c.   Indikator                     :
-     Menyebutkan bahwa musyawarah untuk mufakat
d.   Tujuan Pembelajaran  :
-     Agar siswa dapat mengerti perlunya musyawarah untuk mufakat.
-     Agar siswa dapat melaksanakan musyawarah dengan cara pemungutan suara.
e.   Materi Pokok Pembelajaran
-                   Musyawarah untuk mufakat
-                   Bentuk-bentuk keputusan bersama
-                   Tatacara pemungutan suara (voting)

f.    Metode Pembelajaran
   - Pengamatan              - Penugasan perkelompok
   - Ceramah                    - Diskusi
g.   Langkah Kegiatan
1.      Kegiatan Awal ( 10 menit )
-  Mengisi daftar kelas ; berdoa, 
-Guru menginformasikan tentang materi yang akan dibahas.
- Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat dengan tugas pertanyaan minggu lalu.
2.      Kegiatan Inti ( 45 menit )
- Guru menjelaskan bagaimana cara-cara bermusyawarah
- Guru memberikan tema pertanyaan untuk didiskusikan
   Bagaimana cara-cara bermusyawarah yang benar.
-  Siswa melaksanakan diskusi dengan bimbingan guru.
3.      Kegiatan Akhir ( 15 menit )
-  Guru  meminta salah satu siswa membacakan  hasil musyawarah mewakili kelompok masing-masing .
-  Guru memberi kesempatan siswa bertanya kepada kelompok yang telah telah membacakan hasil musyawarahnya.

2.      Pengamatan / observasi

Selama peneliti melaksanakan pengajaran pada Siklus Kedua(ke-2)diamati teman sejawat, adapun yang diamati :
-          Selama guru mengajar dilakukan observasi untuk melihat keaktifan siswa
-          Aspek yang dinilai oleh teman sejawat dalam lembar observasi meliputi ; Rencana Pelajaran, langkah-langkah pembelajaran, penyampaian materi pelajaran, keaktifan siswa, metode yang digunakan, pemberian contoh soal, membimbing siswa, ketepatan waktu, mengadakan evaluasi, memberi penguatan, keterampilan bertanya, dan tindak lanjut.
-          Setelah proses pembelajaran, selesai dilakukan evaluasi hasil belajar PKn.



3.      Refleksi

Ada beberapa kelemahan yang dilakukan guru sebagai berikut:
-          Proses pembelajaran masih cenderung terpusat pada guru (teacher centre)
-          Saat pembelajaran siswa  sebagian siswa belum aktif..
Sedangkan kelebihannya sebagai berikut :
-          Proses pembelajaran cukup terorganisir
-          Metode yang dilaksanakan  cukup variatif
-          Ketepatan waktu dalam proses pembelajaran cukup
-          Penguasaan kelas cukup.

III. Siklus Ketiga (ke-3)

1.      Perencanaan
a.   Standar Kompetensi   :                                                                      
-     Menghargai keputusan bersama
b.  Kompetensi Dasar       :
-     Mematuhi keputusan bersama.
c.   Indikator                     :
-     Menunjukkan sikap positif dalam melaksanakan keputusan bersama.          
-     Memberi contoh sikap patuh terhadap keputusan bersama.

d.   Tujuan Pembelajaran  :
-     Agar siswa dapat mengerti perlunya musyawarah untuk mufakat.
-     Agar siswa dapat melaksanakan musyawarah dengan cara pemungutan suara.
e.   Materi Pokok Pembelajaran
-                   Musyawarah untuk mufakat
-                   Bentuk-bentuk keputusan bersama
-                   Tatacara pemungutan suara (voting)
f.    Metode Pembelajaran
   - Pengamatan              - Penugasan perkelompok
   - Ceramah                    - Diskusi
g.   Langkah Kegiatan
1.      Kegiatan Awal ( 10 menit )
-  Mengisi daftar kelas ; berdoa, 
-Guru menginformasikan tentang materi yang akan dibahas.
- Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat dengan tugas pertanyaan minggu lalu.
2.      Kegiatan Inti ( 45 menit )
- Guru menjelaskan bagaimana cara-cara bermusyawarah
- Guru memberikan tema pertanyaan untuk didiskusikan
   Bagaimana cara-cara bermusyawarah yang benar.
-  Siswa melaksanakan diskusi dengan bimbingan guru.
3.      Kegiatan Akhir ( 15 menit )
-  Guru  meminta salah satu siswa membacakan  hasil musyawarah mewakili kelompok masing-masing .
-  Guru memberi kesempatan siswa bertanya kepada kelompok yang telah telah membacakan hasil musyawarahnya.

2.                  Pengamatan / observasi

Selama peneliti melaksanakan pengajaran diamati oleh teman sejawat, adapun yang diamati :
-          Selama guru mengajar dilakukan observasi untuk melihat keaktifan siswa
-          Aspek yang dinilai oleh teman sejawat dalam lembar observasi meliputi ; Rencana Pelajaran, langkah-langkah pembelajaran, penyampaian materi pelajaran, keaktifan siswa, metode yang digunakan, pemberian contoh soal, membimbing siswa, ketepatan waktu, mengadakan evaluasi, memberi penguatan, keterampilan bertanya, dan tindak lanjut.
-          Setelah proses pembelajaran, selesai dilakukan evaluasi hasil belajar PKn.

3.      Refleksi

Ada beberapa kelemahan yang dilakukan guru sebagai berikut:
-          Penyampaian yang dilakukan guru agak  dipahami siswa.
-          Proses pembelajaran cenderung masih terpusat pada guru (teacher centre)
-          Saat pembelajaran siswa  telah menunjukkan sedikit aktif.
-          Metode yang dilaksanakan guru kurang tepat.
-          Hasil evaluasi siswa cukup rendah.

Sedangkan kelebihannya sebagai berikut :
-          Proses pembelajaran cukup terorganisir
-          Ketepatan waktu dalam proses pembelajaran cukup
-          Penguasaan kelas cukup.


























BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    DESKRIPSI PER SIKLUS
           
            Data tentang rencana pelaksanaan, pengamatan, refleksi, kelemahan dan kelebihan lenglkap denga data.

            Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus.
            Kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan tersebut dilaksanakan secara berkesinambungan.

I.    Siklus pertama (ke-1)
            Penelitian pada siklus pertama pada hari  Senin tanggal 2 September 2013 di kelas V SD Negeri 12 Kepahiang Kabupaten Kepahiang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegeraan  dengan Standar kompetensi : Menghargai  Keputusan  Bersama pada saat melaksanakan pembelajaran praktikan dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan ternyata hasilnya nilai siswa masih kurang memuaskan,  siswa memperoleh nilai 60 sampai 69 sebanyak 18, siswa memperoleh nilai 70 sampai 79 sebanyak 9 , 3 siswa memperoleh nilai 80 atau lebih, dari 30 siswa. Jumlah nilai  seluruh siswa 2003 dengan rata-rata kelas 66,0, bilai terendah 60 dan nilai tertinggi 83.

1.   Perencanaan
a.    Standar  Kompetensi :
-     Menghargai  Keputusan  Bersama
b.   Kompetensi  Dasar :
-     Memahami  Keputusan  Bersama 
      c .  Indikator :
-     Menyebutkan  cara dan tata tertib bermusyawarah
-     Menjelaskan bermusawarah adalah cara terbaik dalam
      mennyelesaikan masyalah
-     Menjelaskan agar  dapat menghargai pendapat orang lain
d.   Tujuan  Pembelajaran  :
-     Agar siswa dapat menjelaskan manfaat penggunaan asas kekeluargaan dalam menganbil keputusan                            
-     Agar siswa dapat dengan baik melaksanakan musyawarah
-     Agar siswa dapat menghargai pendapat orang lain
-     Agar siswa dapat menerima keputusan yang sudah dimufakati bersama.       
e.   Materi Pembelajaran :
1.   Memahami keputusan bersama.
2.   Bentuk-bentuk keputusan bersama. 
3.   Menerima dan mematuhi keputusan bersama
f.    Metode pembelajaran :     
-     Ceramah
-     Tugas / latihan
g.   Langkah-langkah pembelajaran :
1.   Kegiatan awal ( 10 menit )
-  mengisi daftar kelas ( absen siswa )
                        -  berdoa dipimpin ketua kelas
- apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan pelajaran minggu lalu
-  memotifasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
2.  Kegiatan inti  ( 45 menit )
-  Guru menuliskan pertanyaan tentang pengertian musyawarah
-  Guru menjelaskan cara –cara bermusyawarah
-  Guru menjelaskan agar dapat menghargai pendapat orang lain             
3.  Kegiatan akhir ( 20 menit )
-  Guru mengajukan pertanyaan tentang arti musyawarah
- Guru memberi kesempatan bertanya tentang pelajaran (materi) yang belum dimengerti
-  Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
  1. Media dan Sumber Belajar
      Buku Paket PKn KTSP Kelas V
  1. Evaluasi
      Teknik             : tes dan non tes
      Bentuk            : Tertulis isian.


Tabel hasil Tes Formatif 1
NILAI TES FORMATIF
Mata Pelajaran PKn Siklus Pertama (ke-1)
NO
N  A  M  A
K K M
NILAI
KETERANGAN
1
ALBI
60
60
L
2
ARI WIJAYA
60
72
L
3
DWI WULANDARI
60
80
P
4
DAVIF
60
60
L
5
DIDAN RAMADHAN
60
60
L
6
HAV ROMADHAN
60
62
L
7
EKA MELINDA
60
60
P
8
ECE DWI ADEKA
60
60
P
9
JONI AFRIANZA
60
83
L
10
JOFRANDO
60
65
L
11
JEMI PURNALA
60
70
L
12
KESTI RAHAYU
60
60
P
13
LIANSYA PUTRA
60
65
L
14
LONDRIK AFRIANSAH
60
62
L
15
MARETA ALIANA
60
65
P
16
MAULAYA HASANA
60
73
P
17
NOPIKA OKTAPIA
60
73
P
18
PENTI RATNA SARI
60
64
P
19
RIKA MULIA
60
60
P
20
REDO ADE SAPUTRA
60
67
L
21
RISKI AL BARQAH
60
60
L
22
SELSA BELA PUTRI
60
60
P
23
SINTA MAYA.P
60
71
P
24
SISKA AFRILIA
60
62
P
25
TEDI KUSUMA
60
73
L
26
YOKI ARDIANSYAH
60
74
L
27
YOAN MURI.P.Y
60
60
P
28
YOBA SASTRA.A
60
70
L
29
FADILLA MARISA
60
82
P
30
FIDDINI IPONIKA
60
70
P

JUMLAH NILAI

2003


NILAI RATA-RATA

66,8


NILAI TERENDAH

60


NILAI TERTINGGI

83


Dari data nilai di atas dapat diketahui rata-rata nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut :                   
                                                                        Keterangan :
                                              X                       Na = Nilai rata-rata
                                    Na  =                 X   = Jumlah Nilai seluruh siswa
                                               n                       n    = Jumlah siswa
2.  Pengamatan /Observasi
   
No
Aspek yang dinilai
Kemunculan
Keterangan
ada
tidak ada
1
Rencana Pembelajaran

Baik
2
Langkah-langkag KBM

Baik
3
Penyampaian Materi Pelajaran

Baik
4
Keaktifan siswa

Kurang aktif
5
Metode

Kurang variatif
6
Pemberian contoh soal

Baik
7
Membimbing siswa

Baik
8
Menggunakan alat peraga/media

Baik
9
Memberi tugas

Baik
10
Ketepatan waktu

Kurang efektif
11
Mengadakan evaluasi

Baik
12
Memberi penguatan

Kurang
13
Keterampilan bertanya

Baik
14
Tindak lanjut

Baik

3. Refleksi
Ada beberapa kelemahan yang dilakukan guru sebagai berikut:
-          Penyampaian yang dilakukan guru belum begitu dipahami siswa.
-          Proses pembelajaran cenderung terpusat pada guru (teacher centre)
-          Saat pembelajaran siswa kurang aktif.
-          Metode yang dilaksanakan guru kurang variatif.
-          Hasil evaluasi siswa relatif rendah.

Sedangkan kelebihannya sebagai berikut :
-          Proses pembelajaran cukup terorganisir
-          Penguasaan materi pembelajaran baik
-          Penguasaan kelas cukup.


II. Siklus kedua (ke-2)
            Penelitian pada siklus kedua pada hari Kamis tanggal 9 September 2013 di kelas V SD Negeri 12 Kepahiang Kabupaten Kepahiang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegeraan  dengan Standar kompetensi : Menghargai  Keputusan  Bersama pada saat melaksanakan pembelajaran praktikan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan ternyata hasilnya nilai siswa cukup memuaskan,  ada 14 siswa memperoleh nilai 60 samapai 69, 13 siswa memperoleh nilai 70 sampai 79 dan 3 siswa memperoleh nilai 80 atau lebih,dari 30 siswa . Jumlah nilai seluruh siswa 2149 dengan rata-rata kelas 71,6. Nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 87.

1.   Perencanaan
a.   Standar Kompetensi :  Menghargai keputusan bersama.
b.   Kompetensi Dasar    :  Bentuk-bentuk keputusan bersama.
c.   Indikator                   :  Menyebutkan bahwa musyawarah untuk mufakat
d.  Tujuan Pembelajaran
- Agar siswa dapat mengerti perlunya musyawarah untuk mufakat.
- Agar siswa dapat melaksanakan musyawarah dengan cara pemungutan suara
e.   Materi Pokok Pembelajaran
-    Musyawarah untuk mufakat
-    Bentuk-bentuk keputusan bersama
-    Tatacara pemungutan suara (voting)
f.   Metode Pembelajaran
- Ceramah             - Tanya jawab
- Diskusi               - Penugasan perkelompok      
g.  Langkah-langkah Pembelajaran
1.   Kegiatan Awal ( 10 menit )
            -  Mengisi daftar kelas ; berdoa, 
            -  Guru menginformasikan tentang materi yang akan dibahas.
- Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat dengan tugas pertanyaan minggu lalu.
2.   Kegiatan Inti ( 45 menit )
- Guru menjelaskan bagaimana cara-cara bermusyawarah
-  Guru memberikan tema pertanyaan untuk didiskusikan bagaimana cara-cara bermusyawarah yang benar.
-  Siswa melaksanakan diskusi dengan bimbingan guru.
3.   Kegiatan Akhir ( 15 menit )
-  Guru  meminta salah satu siswa membacakan  hasil musyawarah mewakili kelaompok masing-masing .
-  Guru memberi kesempatan siswa bertanya kepada kelompok yang telah telah membacakan hasil musyawarahnya.
h.  Alat dan Sumber Belajar
- Buku Paket Pendidikan Kewarganegaraan SD V
            - Gambar anak yang sedang bermusyawarah.
i.   Penilaian
            - Tehnik : Tes dan non Tes
            - Bentuk : A.Tes lisan dan Tes tertulis.

      Tabel hasil Tes Formatif 2
NILAI TES FORMATIF
Mata Pelajaran PKn Siklus kedua (ke-2)
NO
N  A  M  A
K K M
NILAI
KETERANGAN
1
ALBI
60
66
L
2
ARI WIJAYA
60
77
L
3
DWI WULANDARI
60
85
P
4
DAVIF
60
65
L
5
DIDAN RAMADHAN
60
65
L
6
HAV ROMADHAN
60
67
L
7
EKA MELINDA
60
65
P
8
ECE DWI ADEKA
60
60
P
9
JONI AFRIANZA
60
85
L
10
JOFRANDO
60
70
L
11
JEMI PURNALA
60
75
L
12
KESTI RAHAYU
60
66
P
13
LIANSYA PUTRA
60
70
L
14
LONDRIK AFRIANSAH
60
67
L
15
MARETA ALIANA
60
70
P
16
MAULAYA HASANA
60
78
P
17
NOPIKA OKTAPIA
60
78
P
18
PENTI RATNA SARI
60
69
P
19
RIKA MULIA
60
67
P
20
REDO ADE SAPUTRA
60
72
L
21
RISKI AL BARQAH
60
65
L
22
SELSA BELA PUTRI
60
65
P
23
SINTA MAYA.P
60
76
P
24
SISKA AFRILIA
60
67
P
25
TEDI KUSUMA
60
78
L
26
YOKI ARDIANSYAH
60
79
L
27
YOAN MURI.P.Y
60
65
P
28
YOBA SASTRA.A
60
75
L
29
FADILLA MARISA
60
87
P
30
FIDDINI IPONIKA
60
75
P

JUMLAH NILAI

2149


NILAI RATA-RATA

71,6


NILAI TERENDAH

60


NILAI TERTINGGI

87



Dari data nilai di atas dapat diketahui rata-rata nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut :                   
                                                                        Keterangan :
                                              X                       Na = Nilai rata-rata
                                    Na  =                 X   = Jumlah Nilai seluruh siswa
                                               n                       n    = Jumlah siswa


2.  Pengamatan /Observasi
   
No
Aspek yang dinilai
Kemunculan
Keterangan
ada
tidak ada
1
Rencana Pembelajaran

Baik
2
Langkah-langkag KBM

Baik
3
Penyampaian Materi Pelajaran

Baik
4
Keaktifan siswa

Kurang aktif
5
Metode

Baik (variatif)
6
Pemberian contoh soal

Baik
7
Membimbing siswa

Baik
8
Menggunakan alat peraga/media

Baik
9
Memberi tugas

Baik
10
Ketepatan waktu

Kurang efektif
11
Mengadakan evaluasi

Baik
12
Memberi penguatan

Kurang
13
Keterampilan bertanya

Baik
14
Tindak lanjut

Baik

3. Refleksi
Masih terlihat beberapa kelemahan yang dilakukan guru sebagai berikut:
-          Saat pembelajaran siswa masih kurang aktif.
-          Ketepatan waktu masih belum efektif.
-          Guru kurang memberikan penguatan.

Sedangkan kelebihannya sebagai berikut :
-          Proses pembelajaran cukup terorganisir
-          Penguasaan materi pembelajaran baik
-          Penguasaan kelas cukup baik
-          Metode yang diguanakan sudah cukup baik (variaatif)
-          Keterampilan bertanya baik

III.       Siklus ketiga (ke-3)
            Penelitian pada siklus ketiga pada hari Rabu tanggal 16 September 2013 di kelas V SD Negeri 12 Kepahiang Kabupaten Kepahiang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegeraan  dengan Standar kompetensi : Menghargai  Keputusan  Bersama pada saat melaksanakan pembelajaran praktikan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, bermain peran  dan penugasan perkelompok ternyata hasilnya nilai siswa sangat  memuaskan, dari 30 siswa yang mendapat nilai di bawah 60 sampai 69 sebanyak 13 siswa, nilai 70 samapai 79 ada 14 siswa, nilai 80 atau lebih 3 siswa. Jumlah nilai seluruh siswa 2180 dengan rata-rata 72,7. Nilai terendah 63 dan nilai tertinggi 88.

1.   Perencanaan
a.   Standar Kompetensi          :   Menghargai keputusan bersama
b.   Kompetensi Dasar             :   Mematuhi keputusan bersama.
c.   Indikator                           : 
-  Menunjukkan sikap positif dalam melaksanakan keputusan bersama.                        
-  Memberi contoh sikap patuh terhadap keputusan bersama.

d.  Tujuan Pembelajaran
- Agar siswa dapat mengerti perlunya musyawarah untuk mufakat.
- Agar siswa dapat melaksanakan musyawarah dengan cara pemungutan suara.
e.  Materi Pokok Pembelajaran
                   Contoh sikap patuh terhadap keputusan bersama.
f.  Metode Pembelajaran
            - Diskusi          - Pengamatan
            - Ceramah        - Bermain Peran
            - Penugasan
g.  Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal
            a. Presensi
            b. Guru menanyakan tentang materi pelajaran minggu yang lalu.
            c. Guru menginformasikan tentang materi yang akan dibahas.
      2. Kegiatan Inti
a.   Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menceritakan contoh sikap patuh terhadap keputusan bersama.
b.   Guru memberikan penjelasan contoh sikap patuh terhadap keputusan bersama
c.   Guru memberi dan membimbing tugas kepada peserta didik untuk berdiskusi contoh-   contoh sikap patuh terhadap keputusan bersama 
      3. Kegiatan Akhir
                Guru dan peserta didik membuat simpulan akhir tentang materi yang
                dibahas.

h.  Media dan Sumber Belajar
- Buku Pendidikan Kewarganegaraan SD dan MI Kelas V(Pusat Perbukuan        Nasional Tahun 2008)
            -  Buku yang relevan
i.   Penilaian
            - Tes lisan.
            - Tes tertulis.
Tabel hasil Tes Formatif 3
NILAI TES FORMATIF
Mata Pelajaran PKn Siklus ketiga (ke-3)
NO
N  A  M  A
K K M
NILAI
KETERANGAN
1
ABBI
6
66
L
2
ARI WIJAYA
6
78
L
3
DWI WULANDARI
6
86
P
4
DAVIT
6
66
L
5
DIDAN RAMADHAN
6
66
L
6
HAVIT ROMADHAN
6
68
L
7
EKA MELINDA
6
66
P
8
ECE DWI ADEKA
6
60
P
9
JONI AFRIANZA
6
89
L
10
JOFRANDO
6
71
L
11
JEMI PURNALA
6
76
L
12
KESTI RAHAYU
6
66
P
13
LIANSYA PUTRA
6
71
L
14
LONDRIK AFRIANSAH
6
68
L
15
MARETA ALIANA
6
71
P
16
MAULAYA HASANA
6
79
P
17
NOPIKA OKTAPIA
6
79
P
18
PENTI RATNA SARI
6
70
P
19
RIKA MULIA
6
66
P
20
REDO ADE SAPUTRA
6
73
L
21
RISKI AL BARQAH
6
66
L
22
SELSA BELA PUTRI
6
66
P
23
SINTA MAYA.P
6
77
P
24
SISKA AFRILIA
6
68
P
25
TEDI KUSUMA
6
79
L
26
YOKI ARDIANSYAH
6
80
L
27
YOAN MURI.P.Y
6
66
P
28
YOBA SASTRA.A
6
76
L
29
FADILLA MARISA
6
88
P
30
FIDDINI IPONIKA
6
76
P

JUMLAH NILAI

2180


NILAI RATA-RATA

72,7


NILAI TERENDAH

63


NILAI TERTINGGI

88



Dari data nilai di atas dapat diketahui rata-rata nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut :                   
                                                                        Keterangan :
                                              X                       Na = Nilai rata-rata
                                    Na  =                 X   = Jumlah Nilai seluruh siswa
                                               n                       n    = Jumlah siswa


2.  Pengamatan /Observasi
   
No
Aspek yang dinilai
Kemunculan
Keterangan
ada
tidak ada
1
Rencana Pembelajaran

Baik
2
Langkah-langkag KBM

Baik
3
Penyampaian Materi Pelajaran

Baik
4
Keaktifan siswa

Baik
5
Metode

Baik (variatif)
6
Pemberian contoh soal

Baik
7
Membimbing siswa

Baik
8
Menggunakan alat peraga/media

Baik
9
Memberi tugas

Baik
10
Ketepatan waktu

Baik (efektif)
11
Mengadakan evaluasi

Baik
12
Memberi penguatan

Baik
13
Keterampilan bertanya

Baik
14
Tindak lanjut

Baik


3. Refleksi
Masih terlihat masih ada kelamahan sebagai berikut:
-     Masih ada 1 orang siswa mendapat nilai di bawah 6       
Sedangkan kelebihannya sebagai berikut :
-          Saat pembelajaran siswa cukup aktif.
-          Ketepatan waktu sudah efektif.
-          Guru telah memberikan penguatan.
-          Proses pembelajaran cukup terorganisir
-          Penguasaan materi pembelajaran baik
-          Penguasaan kelas cukup baik
-          Metode yang diguanakan sudah cukup baik (variatif)


B. PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUS
      Dari hasil observasi dan evaluasi pada setiap siklus pembelajaran pada mata pelajaran PKn dengan Standar Kompetensi : Menhargai Keputusan Bersama, maka dapat di dilihat hasilnya sebagai berikut :
  1. Hasil Siklus Pertama (ke-1)
            Pada siklus pertama peneliti menggunakan metode ceramah dan penugasan siswa hanya pasif mengikuti pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa masih rendah,  siswa memperoleh nilai 60 sampai 69 sebanyak 18, siswa memperoleh nilai 70 sampai 79 sebanyak 9 , 3 siswa memperoleh nilai 80 atau lebih, dari 30 siswa. Jumlah nilai  seluruh siswa 2003 dengan rata-rata kelas 66,0, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 83.

  1. Hasil Siklus Kedua (ke-2)
            Pada siklus kedua diadakan perbaikan-perbaikan, baik pada perencanaan maupun pada pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar siswa sudah mencapai target belajar tuntas secara klasikal, namun masih ada 3 siswa yang belum tuntas. Peneliti sudah menggunakan metode diskusi namun masih belum efektif, siswa yang  kurang aktif tidak dibimbing dalam pembelajaran sehingga kurang menyerap materi pembelajaran dengan metode tersebut, demikian juga dengan metode bermain peran. Hasil belajar siswa sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu ada 14 siswa memperoleh nilai 60 sampai 69, 13 siswa memperoleh nilai 70 sampai 79 dan 3 siswa memperoleh nilai 80 atau lebih. Jumlah nilai seluruh siswa 2149 dengan rata-rata kelas 71,6. Nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 87.

  1. Hasil Siklus Ketiga (ke-3)
      Pada siklus ini peneliti masih menggunakan metode diskusi namun dengan mengubah srtategi dengan bimbingan berdiskusi  maupun membimbing siswa dalam metode bermain peran. Tehnik bertanya  juga diperbaiki sehingga siswa mudah mengerti dan termotivasi untuk menjawab pertanyaan baik dari siswa lainnya maupun dari guru. Penggunaan media pembelajaran sudah sangat baik sehingga siswa antusias untuk mengikuti pembelajaran. Hasil tes formatif yang diperoleh siswa sudah memuaskan yaitu dari 30 siswa yang mendapat nilai di bawah 60 sampai 69 sebanyak 13 siswa, nilai 70 samapai 79 ada 14 siswa, nilai 80 atau lebih 3 siswa. Jumlah nilai seluruh siswa 2180 dengan rata-rata 72,7. Nilai terendah 63 dan nilai tertinggi 88

Hasil dari ketiga Siklus dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel hasil evaluasi Mata Pelajaran PKn kelas V SD Negeri 12 Kepahiang
No
Aspek yang
diobservasi
 Siklus
Prosentase pada Siklus
I
II
III
I
II
III
1.
2
Nilai 70 keatas
Nilai 70 kebawah
12
18
16
14
17
13
40 %
60 %
53 %
47 %
57 %
33 %
3
Nilai rata-rata
66
71,6
72,7
-
-
-

Berdasarkan tabel di atas menunujukkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas pada siklus-siklus di atas hasilnya sangat menggembirakan yaitu adanya peningkatan kemampuan siswa  pada Standar Kompetensi : Menghargai Keputusan Bersama. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1. Siklus Pertama (ke-1)  siswa yang mendapat nilai 70 keatas ada 12 siswa (40 %) dengan nilai rata-rata kelas 66.
  2. Siklus Kedua (ke-2) siswa yang mendapat nilai 70 keatas ada 16 siswa (53%) dengan nilai rata-rata kelas 71,6.
  3. Siklus Ketiga (ke-3) siswa  yang mendapat nilai 70 keatas ada  17  siswa  ( 57 %) dengan rata-rata kelas 72,7.













BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.           KESIMPILAN
Dari uraian pembahasan dapat diambil suatu kesimpulan bahwa :
1.      Metode diskusi dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kelas V SD Negeri 12 Kepahiang.
2.      Hasil Belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kelas V SD Negeri 12 Kepahiang lebih maksimal dengan penerapan metode pembelajaran yang bervariasi.
           

B.            SARAN
1.      Kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan metode diskusi bisa diterapkan pada Standar Kompetensi yang sesuai.
2.      Pada proses pembelajaran akan lebih optimal dan efektif  bila metode yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa dan bervariasi.























DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin, (2007). Profesi Keguruan 2, Jakarta : Universitas Terbuka
Asmawi Zainul, Mulyana Agus, Hum, (2007). Tes dan Asesmen di SD, Jakarta :
Universitas  Terbuka
Makarsa Hera Lestari, Agus Taufik, Puji Lestari Prianto, (2007). Pendidikan Anak di Sekolah Dasar, Jakarta : Universitas Terbuka
Suciati, dkk, (2007). Belajar dan Pembelajaran 2, Jakarta : Universitas      Terbuka
Sumantri Mulyani, Nana Syaodih, (2007). Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Universitas Terbuka
Wardani, I, GAK (2007), Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta.
Wardani, I, GAK (2007), Strategi Belajar Mengajar, Universitas Terbuka, Jakarta.
Pupuh Fathurrohman, M. Sybri Sutikno, 2007. Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Aditama
Winataputra,  Udin. S (2002), Strategi Belajar Mengajar, Universitas Terbuka, Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990), Pedoman Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar, Direktorat Pendidikan Dasar, Jakarta.




UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MODIFIKASI PIRING PLASTIK
( PTK di Kelas VI SD Negeri Nguling III – Kab. Pasuruan )


Penelitian ini disusun untuk memenuhi persyaratan
Sertifikasi Guru dalam Jabatan.








DISUSUN OLEH :
ABDUL KADIR, S.Pd
NIP. 131 331 278







PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI NGULING III
2008


LEMBAR PENGESAHAN


UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MODIFIKASI PIRING PLASTIK
( PTK di Kelas VI SD Negeri Nguling III – Kab. Pasuruan )



Penelitian ini disusun untuk memenuhi persyaratan
Sertifikasi Guru dalam Jabatan.




Disusun Oleh :
ABDUL KADIR, S.Pd
NIP. 131 331 278





Disyahkan di   : Pasuruan
Tanggal            : 05 Maret 2008

Pengawas TK/SD
Kecamatan Nguling



BRONTO, S.Pd.
NIP. 130 657 241
Kepala Sekolah
SD Negeri Nguling III



Dra. TATIK MARHAENI
NIP.130 419 651


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah , puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi berbagai kenikmatan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan Karya Tulis, berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, tepat sesuai dengan target.
Permasalahan yang timbul dalam keseharian ketika penulis mengajar, memberikan inspirasi bagi terlaksananya Penelitian Tindakan Kelas ini.
Dengan segala keterbatasan dan wawasan yang penulis miliki, penulis sangat sadar sekali bahwa Karya Tulis sederhana ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis berharap adanya masukan berupa kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak bagi perbaikan penulisan sejenis kedepannya.
Dan kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini penulis ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya, terutama kepada keluarga tercinta, istri dan anak tercinta, yang terus menerus menjadi motivator dan inspirator kebaikan dan kemuliaan. Semoga mereka menjadi hamba-hamba Allah SWT yang istiqamah, dan kepada sahabat-sahabat semoga kebaikan sahabat di balas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda. Amin.
Terakhir, penulis berharap bahwa karya tulis sederhana ini bisa memberi inspirasi kepada semua pihak terutama sahabat-sahabat saya, guru penjas orkes di manapun, yang kebetulan membaca karya tulis ini. Amin.




Nguling, 05 Maret 2008

Hormat



Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3. Pemecahan Masalah................................................................................... 2
1.4. Tujuan Umum dan Tujuan Khusu............................................................. 3
1.5. Manfaat..................................................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORI................................................................................ 4
2.1. Belajar........................................................................................................ 4
2.2. Efektivitas Belajar..................................................................................... 5
2.3. Media Belajar............................................................................................ 6

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat, Waktu dan Jumlah Siswa............................................................ 7
3.2. Indikator Efektivitas belajar...................................................................... 7
3.3. Gambaran Umum Penelitian .....................................................................  8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian.......................................................................................... 11
4.2. Pembahasan............................................................................................... 12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan................................................................................................ 18
5.2. Saran.......................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Sarana prasarana merupakan salah satu bagian yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, lengkap dan tidak lengkapnya sarana prasarana pembelajaran turut mempengaruhi maksimal dan tidak maksimalnya ketercapaian tujuan pembelajaran. Sarana yang lengkap bisa memudahkan guru untuk mengejar target-target tertentu yang menjadi tujuan pembelajaranya. Begitu sebaliknya, sarana yang tidak lengkap akan menyulitkan bagi guru dalam mencapai target-target tujuan pembelajaranya.
Ini pula yang terjadi pada pembelajaran Lempar Cakram di SD Negeri Nguling III, Kondisi nyata di sekolah, media Cakram hanya tersedia 2 buah, 1 untuk putri dan 1 untuk putra. Sementara rata-rata siswa di SD Negeri Nguling III berjumlah 30 – 35 orang, jadi komparasi antara jumlah Cakram dan jumlah siswa adalah 1 : 17 putra/putri. Jelas dari gambaran tersebut bahwa proses pembelajaran Lempar Cakram menjadi tidak efektif, dan akibatnya bahwa target kurikulum menjadi sangat rendah.
Situasi dan kondisi ini sudah berjalan cukup lama dan sekolah sampai detik ini belum bisa memenuhi sarana Cakram tersebut sampai batas yang cukup memadai atau kondisi ideal, misalnya dengan perbandingan 1 : 2 ( 1 cakram untuk 2 orang ). Hal ini bisa dimengerti, karena sekolah mempunyai kebutuhan yang sangat banyak dan hampir semuanya mempunyai tingkat urgensitas yang tinggi untuk di penuhi oleh sekolah. Sehingga menuntut sekolah untuk menyediakan Cakram sesuai dengan kondisi ideal, merupakan suatu yang tidak realistis dan lebih jauhnya bisa menimbulkan gejolak dan iklim yang tidak kondusif di sekolah.
 Oleh karena itu perlu sebuah pemecahan masalah yang sederhana dan  bisa dilakukan oleh guru.  Melihat permasalahan di atas, maka satu pemikiran yang muncul adalah bahwa perlu adanya sebuah media alternatif modifikatif untuk mengganti cakram yang memang cukup mahal. Media alternatif modifikatif tersebut harus bersifat bisa mewakili karakteristik cakram, murah,  banyak tersedia atau mudah di dapat.
Dari beberapa kriteria media alternatif modifikatif untuk mengganti cakram tersebut nampaknya piring plastik bisa dijadikan media alternatif modifikatif untuk mengganti cakram. Dari segi bentuk, jelas ada kemiripan dengan bentuk cakram, dari segi ketersediaan dan harga, maka piring plastik sangat mudah sekali di dapat di pasar-pasar tradisional dengan harga sangat murah.
Dari permasalahan tersebut di atas maka penulis menentukan judul Penelitian Tindakan Kelas ini “Upaya Meningkatkan Efektivitas Belajar Lempar Cakram dengan Media Modifikasi Piring Plastik, Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VI SD Negeri Nguling III ”
1.2. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
a. Rumusan Penelitian
Dari latar belakang tersebut di atas, maka Rumusan Penelitian yang diajukan adalah : Apakah media modifikasi piring plastik bisa meningkatkan efektivitas belajar Lempar Cakram di kelas VI SD Negeri Nguling III ?
b. Pertanyaan Penelitian
1.      Sejauhmana aktivitas siswa kelas VI dalam belajar lempar cakram ?
2.      Sejauhmana aktivitas guru dalam mengajar lempar cakram ?
3.      Sejauhmana hasil belajar lempar cakram yang dilakukan siswa dengan media modifikasi piring plastik ?
4.      Sejauhmana respon siswa terhadap pembelajaran lempar cakram dengan media modifikasi piring plastik ?
1.3. Pemecahan Masalah
Dari permasalahan tersebut di atas, sesungguhnya ada beberapa alternatif tindakan agar proses pembelajaran Lempar Cakram di kelas VI bisa menjadi efektif , diantaranya :
a. Media modifikasi piring plastik
b. Dengan bentuk formasi pembelajaran yang variatif
c. Penyediaan cakram yang memadai dari sekolah
Maka dari beberapa alternatif pemecahan masalah belajar lempar cakram tersebut, prioritas pemecahan masalah yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan ketidak efektifan belajar lempar cakram di kelas VI, dengan cepat dan mudah adalah dengan menggunakan media modifikasi piring plastik dalam proses pembelajaran Lempar Cakram di kelas VI SDN Nguling III.
1.4. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Kelas VI , yaitu mulai tanggal 11 s.d 29 Pebruari 2008
1.5. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui sejauhmana media modifikasi piring plastik bisa meningkatkan efektivitas belajar Lempar Cakram di kelas VI SD Negeri Nguling III.
b. Tujuan Khusus
Sementara tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui sejauhmana aktivitas siswa dalam belajar Lempar Cakram
2.      Untuk mengetahui sejauhmana aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram
3.      Untuk mengetahui sejauhmana respon siswa terhadap pembelajaran Lempar Cakram dengan media piring plastik
4.      Untuk mengetahui sejauhmana hasil belajar Lempar Cakram yang dilakukan siswa dengan media modifikasi piring plastik
1.6. Manfaat
a. Bagi siswa
Siswa lebih partisipatif dalam proses pembelajaran Lempar Cakram
b. Bagi guru
Selain menambah pengalaman dalam penggunaan media belajar yang di modifikasi juga membuat pengajaran Lempar Cakram menjadi lebih efektif
c. Bagi Guru Penjas Orkes
Bisa mencoba media modifikasi piring plastik dalam pembelajaran Lempar Cakram apabila Cakram tidak tersedia dalam jumlah yang memadai, dan bisa menjadi inspirasi pengetahuan untuk menemukan media modifikasi yang lainya dalam cabang penjas lainnya.
d. Bagi sekolah
Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran yang berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa dan guru, sehingga pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas sekolah secara keseluruhan.



BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses pembelajaran. Apakah pembelajaran itu ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya di kemukakan sebuah definisi dari pembelajaran “ Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya “ (Surya:2004). Menurut Surya (2004) lebih lanjut bahwa ada beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian tersebut di atas ialah :
Pertama, pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu. Artinya seseorang telah mengalami pembelajaran akan berubah perilakunya. Tetapi tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : (a) perubahan yang disadari, artinya individu yang melakukan proses pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan, keterampilan, dan ia lebih yakin terhadap dirinya. (b). Perubahan bersifat kontinyu (berkesinambungan) Artinya suatu perubahan yang terjadi, meyebebkan terjadinya perubahan perilaku yang lain. (c). Perubahan bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi individu yang bersangkutan. (d) perubahan bersifat positif, artinyaterjadi adanya pertambahan perubahan dalam diri individu (e) Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu terjadi dengan sednirinya, akan tetapi memlalui aktivitas individu. (f). Perubahan yang bersifat permanent (menentap) , artinya perubahan yang terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam diri individu, setidak-tidaknya untuk masa tetentu. (g). Perubahan yang bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu terjadi karena ada sesuatu yang akan yang akan dicapai.
Kedua, Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan perilkau sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Ketiga, pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan.
Keempat, proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sesuatu tujuan yang akandi capai. Peinsip ini mengandung makna bahwa aktivitas pembelajaran itu terjadi karena adanya kebutuhan yang harus dipuaskan, dan adanya tujuan yang ingin dicapai.
Kelima, pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu.
2.2. Efektivitas Belajar
Efektivitas merupakan aspek penting dalam berbagai bentuk kegiatan, karena efektivitas merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Rivai dengan mengutip Exzioni (1964) menuliskan bahwa efektivitas adalah sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya.
Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Disamping itu, efektivitas juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasaan yang dicapai oleh orang (Robbins, 1977 dikutip oleh Rivai). Masih dari Rivai dengan mengutip Prokovenko (1987) dan Miskel (1992) dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting kerena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan-tujuan dicapai atau tingkat pencapaian tujuan.

Dan dalam kaitannya dengan efektivitas belajar Rivai ( ), mengatakan bahwa efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pelatihan. Pencapain tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.
Menurut Rivai aspek-aspek yang meliputi efektivitas belajar adalah :
1.      Peningkatan pengetahuan
2.      Peningkatan keterampilan
3.      Perubahan sikap
4.      Prilaku
5.      Kemampuan adaptasi
6.      Peningkatan integrasi
7.      Peningkatan partisipasi
8.      Peningkatan interaksi cultural
2.3. Media Belajar
Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti, perantara atau pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli yang dikutip Sudrajat memberikan definisi tentang media pembelajaran diantaranya, schram (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
 Sementara, Briggs(1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
 Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurka pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dam kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam kaitanya dengan efektivitas belajar Brown (1973) yang juga dikutip Sudrajat mengengkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi tehadap efektivitas pembelajaran.
Lebih lanjut Sudrajat (2007) menuliskan tentang beberapa fungsi media diantaranya : (1). Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh peserta didik tentang suatu objek, disebabkan : (a). objek terlalu besar; (b). objek terlalu kecil; (c). objek yang bergerak terlalu lambat; (d). objek yang bergerak terlalu cepat; (e). objek yang terlalu komplek; (f). objek yang bunyinya terlalu halus; (g). objek mangandung bajaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan nedia yang tepat, maka semua objek dapat disajikan kepada peserta didik. (2). Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya; (3). Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar; (4). Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan yang bastrak.


BAB III
METODE PENELITIAN


3.1.Tempat, Waktu Penelitian dan Jumlah Siswa
3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Efektivitas Belajar Lempar Cakram dengan Media Modifikasi Piring Plastik “ ini dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Nguling III, Jl. Kabupaten No. 5 Nguling – Kab. Pasuruan.
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari mulai 11 s.d 29 Pebruari 2008
3.1.3. Jumlah Siswa
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Nguling III dengan jumlah siswa putri 17 orang dan putra 18 orang, jadi jumlah total 35 orang siswa.
3.2.Indikator Efektivitas Belajar
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengukur sejauhmana efektivitas belajar Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik, indikator dari efektivitas belajar adalah meningkatnya hasil belajar siswa (Rivai: ), dengan kata lain bahwa untuk melihat efektif tidaknya sebuah proses pembelajaran bisa dilihat dari pencapaian hasil pembelajarannya. Berikut ini Tabel 1 Indikator Hasil Belajar Siswa.
Tabel 1
Indikator Hasil Belajar Siswa
No
Aspek
Ketuntasan
Kriteria
1
Awalan
80 - 100%
60 – 79%
40 – 59%
20 – 39%
0 – 19%
Sangat Efektif
Efektif
Cukup efektif
Kurang efektif
Tidak efektif
2
Cara Melempar
80 - 100%
60 – 79%
40 – 59%
20 – 39%
0 – 19%
Sangat Efektif
Efektif
Cukup efektif
Kurang efektif
Tidak efektif
3
Sikap Akhir
80 - 100%
60 – 79%
40 – 59%
20 – 39%
0 – 19%
Sangat Efektif
Efektif
Cukup efektif
Kurang efektif
Tidak efektif

Tabel 2
Indikator Keaktifan Siswa
No
Aspek
Keaktifan Siswa
Kriteria
1
Aktivitas siswa dalam belajar Lempar Cakram
80 - 100%
60 – 79%
40 – 59%
20 – 39%
0 – 19%
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Tidak Aktif

Tabel 3
Indikator Aktivitas Guru
No
Aspek
Keaktifan Guru
Kriteria
1
Aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram
80 - 100%
60 – 79%
40 – 59%
20 – 39%
0 – 19%
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Tidak Aktif



Tabel 4
Indikator Respon (Tingkat Kepuasan Belajar) Siswa
No
Aspek
Tingkat Kepuasaan Belajar Siswa
Kriteria
1
Respon siswa terhadap proses Belajar Lempar Cakram
80 - 100%
60 – 79%
40 – 59%
20 – 39%
0 – 19%
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Kurang Puas
Tidak Puas
3.3.Gambaran Umum Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Prosedur atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan yang berbentuk siklus penelitian. Setiap siklus penelitian terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu, perencanaan, tindakan pelaksanaan, observasi, dan refleksi
a. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data penelitian, dilakukan dengan cara menentukan sumber data terlebih dahulu, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 5
Teknik Pengumpulan Data
No
Sumber Data
Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Data
Instrumen
1
Siswa
Aktivitas siswa dalam belajar Lempar Cakram
Observasi
Pedoman Observasi
2
Guru
Aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram

Observasi
Pedoman Observasi
3
Siswa
Hasil Belajar siswa
Tes Siswa melakukan awalan, cara melempar, sikap akhir

4
Siswa
Respon siswa (tingkat Kepuasan Belajar) terhadap proses Belajar Lempar Cakram
Penyebaran angket Angket kepuasan belajar siswa

b. Rencana Penelitian
Rencana yang disusun untuk penelitian ini , diawali dengan kegiatan studi awal, refleksi awal, pelaksanaan siklus penelitian, dan penarikan kesimpulan.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
             Hasil Penelitian
Setelah melakukan dan menyelesaikan 2 siklus penelitian , peneliti bersama rekan guru yang bertindak sebagai kolaborator yang melakukan pengamatan, melakukan diskusi dan refleksi, maka di dapat hasil seperti terlihat pada Tabel 6

Tabel 6
Hasil Tiap Aspek pada Tindakan 1

No
Aspek Penelitian
Siklus Penelitian

Tindakan
1
Aktivitas siswa dalam belajar Lempar Cakram
70 %
Perlu ditingkatkan dengan berbagai formasi dan permainan
2
Aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram
95 %
Perlu ditingkatkan dengan melihat kembali RPP
3
Hasil Belajar siswa Awalan Pa
Cara Melempar Pi
Cara Melempar Pa
Sikap Akhir Pa
Sikap Akhir Pi


95%
70%
80%
80%
60%

Perlu ditingkatkan kembali terutama putri yang harus mendapat perhatian lebih, terutama pada aspek cara melempar dan sikap akhir : porsi mengulang di tambah untuk putri

Hasil Tiap Aspek pada Tindakan  :
       1 Aktivitas siswa dalam belajar Lempar Cakram 80 % Cukup
       2 Aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram 100% Cukup
       3 Hasil Belajar siswa Awalan Pa 100% Ada peningkatan, bagi yang belum
          bisa menuntaskan belajar, di Remedial
4 Respon siswa terhadap proses Belajar Lempar Cakram 85% Cukup



Tabel 8
Hasil Tiap Aspek Selama 2 Siklus
No
Aspek
Hasil tiap aspek selama 2 siklus
Siklus Peningkatan
1.
Aktivitas siswa dalam belajar Lempar Cakram
70 % 80 %

10%
2.
Aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram
95% 100 %
5%

3.
Hasil Belajar siswa Awalan Pa  
Hasil Belajar siswa Awalan Pi
95% 100%
70% 80%
5%
10%
4.
Respon siswa terhadap proses
belajar Lempar Cakram
85% 85%





Pembahasan
                   Aktivitas Siswa dalam Belajar Lempar Cakram
Berdasarkan hasil observasi, aktivitas siswa pada siklus penelitian dengan 2 siklus penelitian pada proses pembelajaran Lempar Cakram menunjukan adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus pertama sampai siklus kedua seperti terlihat pada Tabel 8
Tabel 9
Aktivitas Siswa
Nomor
Siklus Penelitian
Tindakan Aktifitas
1
Pertama
70%
2
Kedua
80%
Rata-rata
75%
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada dua siklus penelitian pada pembelajaran Lempar Cakram dengan piring plastik menunjukan adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus pertama sampai siklus kedua seperti terlihat pada Tabel 9.
Dari Tabel 9 di atas, terlihat bahwa siklus pertama aktivitas siswa mencapai 70%, kemudian pada siklus kedua mencapai 85% ini berarti ada peningkatan 15% setelah ada treathment atau perbaikan pada siklus kedua, sehingga rata-rata keaktifan siswa selama dua siklus adalah 75%. Mengacu pada Indikator Keaktifan Siswa pada Tabel 2, kisaran angka 75% memiliki kriteria Aktif. Dengan kata lain, siswa selama mengikuti pembelajaran Lempar Cakram dengan media modifikasi piring plastik bergerak aktif baik saat mendapat tugas dari guru atau pun inisiatif sendiri.
            Aktivitas Guru Dalam Mengajar Lempar Cakram


Tabel 10
Aktivitas Guru
Nomor
Siklus Penelitian
Tindakan Aktifitas
1
Pertama
95%
2
Kedua
100%
Rata-rata
97,5%

Berdasarkan hasil pengamatan oleh rekan guru aktivitas guru dalam mengajar Lempar Cakram dengan media modifikasi piring plastik mengalami kenaikan aktivitas.
Pada Tabel 10 nampak bahwa aktivitas mengajar guru pada siklus pertama mencapai tingkat pencapaian 95%, sedangkan pada siklus kedua setelah melakukan treatment pada proses pembelajaran, aktivitas guru mencapai 100%. Ini berarti ada kenaikan aktivitas guru sebesar 5%, sehingga rata-rata aktivitas guru pada dua siklus mencapai 97,5%.
Mengacu pada Indikator Aktivitas Guru pada Tabel 3, besaran angka 97,5% termasuk kriteria Sangat Aktif. Ini artinya guru dalam mengajar betul-betul sesuai dengan skenario pembelajaran atau RPP.
            Hasil Belajar
Tabel 11
Hasil Belajar Siswa
No
Siklus Penelitian
Aspek
Jenis
Kelamin
Ketuntasan Belajar
1
Pertama
Awalan
Pa
Pi
95%
70%


Cara Melempar
Pa
Pi
80%
60%


Sikap Akhir
Pa
Pi
80%
65%
2
Kedua
Awalan
Pa
Pi
100%
80%


Cara Melempar
Pa
Pi
90%
80%


Sikap Akhir
Pa
Pi
90%
80%
Berdasarkan hasil tes praktik yang dilakukan kepada siswa, dari mulai awalan, cara melempar, dan sikap akhir Lempar Cakram, pada akhir siklus ternyata mendapat kenaikan.
Dari Tabel 11 terlihat bahwa untuk siklus pertama hasil tes praktik Awalan mencapai, putri 70%, dan putra 95%. Ini artinya, ada sebanyak 12 orang siswa putri yang mampu menuntaskan pembelajaran dari 17 orang, dan ada 17 orang siswa putra yang mampu menuntaskan pembelajaran dari 18 orang.
Masih pada siklus pertama, hasil tek praktik cara melempar mencapai, putri 60% dan putra 80%. Ini artinya, ada sebanyak 10 orang putri yang mampu menuntaskan pembelajaran, dan 14 orang putra yang mampu menuntaskan pembelajaran.
Dari siklus pertama, hasil tes praktik sikap akhir mencapai 65% putri, dan 80% putra. Ini artinya ada 11 orang putri yang mampu menuntaskan pembelajaran, dan ada 14 orang putra yang mampu menuntaskan pembelajaran.
Pada siklus kedua dari Tabel 10 terlihat ada peningkatan pada tes praktik tiap aspek. Pada tes praktik awalan mencapai 100% putra, dan 80% putri. Ini berarti bahwa ada 18 orang siswa yang mampu menuntaskan pembelajarannya, artinya untuk putra semua siswa mampu menuntaskan pembelajarannya, dan untuk putri ada 14 orang yang mampu menuntaskan pembelajarannya.
Pada tes praktik cara melempar terlihat mencapai 90% putra dan 80% putri. Ini berarti ada sebanyak 16 orang putra yang mampu menuntaskan pembelajaran, dan 14 orang siswa putrid yang mampu menuntaskan pembelajaran.
Sementara pada tes praktik sikap akhir persentase mencapai 90% putra dan 80% untuk putrid. Ini artinya bahwa ada 16 orang putra yang mampu menuntaskan pembelajaran , dan ada 14 orang putri yang mampu menuntaskan pembelajaran.
Aspek Awalan pada siklus pertama mencapai 95% putra, dan 70% untuk putri, sedangkan pada siklus kedua putra mencapai 100% dan putri 80%. Ada kenaikan 5% untuk putra dan ada lonjakan kenaikan 20% untuk putri, dan rata-rata ketuntasan belajar untuk aspek Awalan mencapai 97,5% putra dan putri mencapai 75%. Mengacu pada Indikator Hasil Belajar Siswa pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Awalan pada Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik, berkategori Sangat Efektif untuk putra dan efektif untuk putri.
Aspek Cara Melempar pada siklus pertama mencapai 80% putra, dan 60% untuk putri, sedangkan pada siklus kedua putra mencapai 90% dan putri 80%. Ada kenaikan 10% untuk putra dan ada lonjakan kenaikan 20% untuk putri, dan rata-rata ketuntasan belajar untuk aspek Awalan mencapai 85% putra dan putri mencapai 70%. Mengacu pada Indikator Hasil Belajar Siswa pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Cara Melempar pada Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik, berkategori Sangat Efektif untuk putra dan efektif untuk putri.
Aspek Sikap Akhir pada siklus pertama mencapai 80% putra, dan 65% untuk putri, sedangkan pada siklus kedua putra mencapai 90% dan putri 80%. Ada kenaikan 10% untuk putra dan ada lonjakan kenaikan 15% untuk putri, dan rata-rata ketuntasan belajar untuk aspek Awalan mencapai 85% putra dan putri mencapai 72,5%. Mengacu pada Indikator Hasil Belajar Siswa pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Sikap Akhir pada Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik, berkategori Sangat Efektif untuk putra dan efektif untuk putri.



            Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran
Berdasarkan angket respon, yang disebarkan kepada siswa setelah selesai pelaksanaan pembelajaran siklus kedua, dapat dinyatakan bahwa pada umumnya siswa kelas VI bersikap positif terhadap proses pembelajaran Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik , seperti terlihat pada Tabel 11

Tabel 12
Respon (Tingkat Kepuasan Belajar ) Siswa
No
Pertanyaan
Jawaban
1.
Selama mengikuti pembelajaran Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik, bagaimana perasaanmu ?
a. Senang = 85%
b. Biasa-biasa saja = 10%
c. Tidak senang = 5%
2.
Apakah penggunaan piring plastik sebagai pengganti Cakram, tanggapanmu ?
a. Menyusahkan belajar = 5%
b. Biasa-biasa saja = 10%
c. Memudahkan belajar = 85%
3.
Sampaikan pendapat atau harapanmu tentang media piring plastik sebagai pengganti Cakram,…
a. Bisa diteruskan, dengan alasan,… = 90 %
1). Memudahkan belajar = 80%
2). Selama belum ada cakram yang sesungguhnya = 10%
b. Jangan diteruskan, dengan alasan…… = 10%
1). Menyusahkan belajar = 2%
2). Segera harus diganti =  8%
4.
Bagaimana pendapatmu tentang perintah atau tugas-tugas selama proses pembelajaran berlangsung ?
a. Mudah = 80%
b. Biasa-biasa saja = 10%
c. Susah = 10%

Dari Tabel 12 dapat dinyatakan bahwa siswa yang merasa senang dengan pembelajaran Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik 85%, sedangkan yang menyatakan biasa-biasa saja 10%, dan merasa tidak senang 5%. Kondisi ini berarti, bahwa sebagian besar siswa menikmati proses pembelajaran Lempar Cakram dengan media modifikasi piring plastik. Dalam kaitannya dengan fungsi piring plastik sebagai pengganti Cakram sesungguhnya ditanggapi positif oleh siswa, dengan pernyataan bahwa sebanyak 85% menyatakan piring plastik memudahkan dalam proses pembelajaran Lempar Cakram, sebanyak 10% menyatakan biasa-biasa saja, dan hanya sebesar 5% yang merasa disusahkan.
Ketika dimintai tanggapan tentang kelanjutan pembelajaran Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik, sebagian besar siswa menyatakan bisa dilanjutkan 90%, dengan alasan memudahkan belajar 80%, dan selama cakram belum ada 10%, sementara siswa yang menyatakan jangan diteruskan sebanyak 10%, dengan alasan menyusahkan pembelajaran sebesar 2%, dan sisanya 8% menyatakan harus segera diganti.
Lalu terkait dengan perintah atau tugas-tugas selama proses pembelajaran berlangsung, tanggapanya juga sebagian besar positif, yaitu 80% menyatakan mudah, 10% menyatakan biasa-biasa saja, dan yang menyatakan susah hanya sebesar 10%.
Mengacu pada Indikator Respon (Tingkat Kepuasan Belajar) Siswa, maka rata-rata tingkat respon siswa 85%, mempunyai kriteria Sangat Puas. Kriteria ini menggambarkan bahwa siswa betul-betul merasa enjoy dan sangat menikmati pembelajaranya.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil temuan, analisis data dan refleksi pada setiap siklus serta pembahasan yang telah disajikan dalam bab-bab terdahulu, dapat dikemukakan kesimpulan dan saran, sebagai berikut :

5.1. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Efektivitas Belajar Lempar Cakram dengan Menggunakan Media Modifikasi Piring Plastik , PTK di Kelas VI SD Negeri Nguling III – Kab. Pasuruan “ menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
Pertama, aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik di kategorikan aktif. Dan setelah dilakukan siklus kedua, aktivitas siswa mengalami peningkatan keaktifan rata-rata sebesar 75% . Kalau mengacu pada Indikator Keaktifan Siswa maka besaran keaktifan sebesar 75% termasuk kriteria Aktif.
Kedua, bahwa aktivitas mengajar guru pada siklus pertama mencapai tingkat pencapaian 95%, sedangkan pada siklus kedua setelah melakukan treatment pada proses pembelajaran, aktivitas guru mencapai 100%. Ini berarti ada kenaikan aktivitas guru sebesar 5%, sehingga rata-rata aktivitas guru pada dua siklus mencapai 97,5%.
Mengacu pada Indikator Aktivitas Guru , besaran angka 97,5% termasuk kriteria Sangat Aktif.
Ketiga rata-rata Ketuntasan Belajar untuk aspek Awalan mencapai 97,5% putra dan putri mencapai 75%. Mengacu pada Indikator Hasil Belajar Siswa pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Awalan pada Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik, berkategori Sangat Efektif untuk putra dan efektif untuk putri.
Rata-rata ketuntasan belajar untuk aspek Cara Melempar mencapai 85% putra dan putri mencapai 70%. Mengacu pada Indikator Hasil Belajar Siswa pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Cara Melempar pada Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik, berkategori Sangat Efektif untuk putra dan Efektif untuk putri.
Rata-rata Ketuntasan Belajar untuk aspek Sikap Akhir mencapai 85% putra dan putri mencapai 72,5%. Mengacu pada Indikator Hasil Belajar Siswa pada Tabel 1, persentase tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Sikap Akhir pada Lempar Cakram dengan menggunakan media modifikasi piring plastik, berkategori Sangat Efektif untuk putra dan Efektif untuk putri. Keempat, respon siswa mengacu pada Indikator Respon Siswa, maka rata-rata tingkat respon siswa 85%, mempunyai kriteria Sangat Puas.

5.2. Saran
a.       Umum
1). Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian sederhana yang sangat gampang dilakukan, karena berangkat dari pekerjaan kita sehari-hari, yaitu mengajar !
2). Agar mampu melakukan PTK, laksanakan dengan rumus 3M : Memulai ! Memulai ! dan Memulai !
3). Milikilah segera kepribadian guru professional sebagai berikut :
v  Gemar menambah wawasan dengan : membaca buku, ikut seminar, diskusi, work shop atau temu ilmiah lainnya, surfing di internet untuk menemukan jurnal-jurnal penelitian,
Fokus pada pekerjaan !
v  Menikmati
v  dan mencintai pekerjaan dengan cara : menganggap sekolah adalah rumah kita ! siswa adalah anak-anak kita ! rekan kerja sebagai saudara-saudara kita ! kelas adalah ruangan belajar kita ! Materi pelajaran anggap saja makanan yang renyah, seperti pop corn !




4). Motokan bahwa Bekerja adalah ibadah !
b.      Khusus
1)      Perencanaan dan persiapan penelitian harus dilakukan sedetail mungkin
2)      Kolaborator sebagai pendamping pengamat sebaiknya yang sesuai dengan mata pelajaran yang di-PTK-kan agar memahami permasalahan.
3)      Dalam hal Penulisan : pada awal menulis menirulah dulu ! Setelah itu anda akan menemukan sendiri jalannya !


DAFTAR PUSTAKA


Sudrajat, Ahkmad (2007). Media Pembelajaran.
 Artikel.http://ahkmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/media-pembelajaran/

Surya, Mohamad (2004). Psikologi Pembelajaran & Pengajaran. Bandung.
 Pustaka Bani Quraisy.

Rivai, H Veithzal ( ) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Belajar Mahasiswa.




MENEMBUS “TEMBOK IV/b” MELALUI PTK

Oleh:
Gede Putra Adnyana

Makalah Disajikan pada Pertemuan MGMP Kimia Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali
Jumat, 6 November 2009

MENEMBUS “TEMBOK IV/b” MELALUI PTK
Oleh: Gede Putra Adnyana

1. Rasional
Jumlah guru pegawai negeri sipil yang tercatat pada data Badan Kepegawaian Nasional Tahun 2005 sekitar 1,4 juta. Sebagian besar guru-guru tersebut berada pada golongan III/a – III/d yang jumlahnya mencapai 996.926 guru. Adapun guru yang bergolongan IV sebanyak 336.601, dengan rincian golongan IV/a sebanyak 334.184, golongan IV/b berjumlah 2.318, golongan IV/c sebanyak 84, dan Golongan IV/d ada 15 guru (Kompas.com, 26 Maret 2009). Dari keseluruhan jumlah guru yang bergolongan IV, terdapat 99,28% bergolongan IV/a dan hanya 0,69% bergolongan IV/b. Artinya, ada “tembok tebal dan tinggi” yang sulit ditembus sebagian besar guru untuk dapat naik pangkat dari golongan IV/a ke IV/b. Fenomena itu terjadi secara nasional dan sampai saat ini masih merupakan permasalahan yang belum mendapatkan solusi secara signifikan. Kondisi ini juga terjadi di Provinsi Bali, di mana masih sangat langka menemukan guru yang bergolongan IV/b. Bahkan, jika dibandingkan antara guru yang begolongan IV/b dengan guru yang telah menyelesaikan studi magister, masih lebih banyak ditemukan guru yang bergelar magister. Fakta ini semakin menguatkan hipotesis bahwa menerobos golongan IV/b sangat sulit.
Salah satu faktor yang menjadi kendala sebagian guru naik pangkat ke golongan IV/b, adanya kewajiban mengumpulkan minimal 12 angka kredit untuk pengembangan profesi. Angka kredit kegiatan pengembangan profesi dapat dikumpulkan dari kegiatan menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI), menemukan Teknologi Tepat Guna, membuat alat peraga/bimbingan, menciptakan karya seni dan mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum (Suhardjono, 2008). Berkaitan dengan karya ilmiah hasil penelitian di bidang pendidikan yang dipublikasikan, jika berbentuk buku dan diedarkan secara nasional mendapatkan angka kredit sebesar 12,5, dan jika dimuat dalam majalah ilmiah yang diakui Depdiknas, angka kreditnya sebesar 6. Sedangkan karya tulis ilmiah hasil penelitian di bidang pendidikan yang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah, jika berbentuk buku maka setiap karya mendapatkan angka kredit sebesar 8 dan yang berbentuk makalah mendapatkan angka kredit sebesar 4 (Kepmen Dikbud No. 025/O/1995). Namun, sebagian guru menganggap kegiatan-kegiatan pengembangan profesi dimaksud cukup berat dilaksanakan karena membutuhkan kemauan dan kemampuan, serta pengorbanan waktu, biaya, tenaga dan pikiran. Akhirnya, pengembangan profesi guru hanya melekat pada tataran idealisme tanpa pernah terimplementasikan.
Pengembangan profesi guru berkorelasi positif dengan upaya peningkatan standar kompetensi guru. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru, menyebutkan empat standar kompetensi guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Selanjutnya, dari empat standar kompetensi guru dijabarkan menjadi duapuluh empat kompetensi inti guru SMA. Salah satu kompetensi inti guru SMA yang merupakan bagian dari kompetensi profesional adalah mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Kompetensi inti guru SMA ini, selanjutnya dijabarkan lagi menjadi kompetensi guru mata pelajaran yang salah satunya adalah melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk peningkatan keprofesionalan. Dengan demikian melaksanakan PTK merupakan salah satu implementasi dari kompetensi profesional dan sekaligus pengembangan profesi guru. Oleh karena itu menumbuhkembangkan kemauan dan kemampuan guru dalam melaksanakan PTK adalah keniscayaan.
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan nyata guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam hal ini guru memberikan tindakan nyata yang berbeda dari biasanya dan siswa diberikan pedoman agar dapat mengikuti tahap demi tahap pembelajaran yang dilaksanakan (Arikunto, 2007). Dengan demikian, PTK merupakan wahana untuk menuangkan kreativitas dan inovasi para guru. Dalam konteks inilah sering terjadi kesalahan, di mana guru sudah merasa melakukan peningkatan kualitas pembelajaran, padahal yang dilakukan adalah hal biasa dan harus dilakukan, tetapi selama ini guru belum melakukannya. Misalnya, menggunakan lembar kerja dan alat peraga, mengevaluasi aspek afektif, portofolio, dan hasil ulangan. Penelitian tindakan kelas secara sederhana dapat dipandang sebagai tindakan untuk mencobakan model pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk menerobos “tembok IV/b”. Hal ini karena melalui PTK, di satu pihak kualitias pembelajaran dan hasil belajar dapat ditingkatkan, di pihak lain guru telah mempersiapkan angka kredit pengembangan profesi untuk kenaikan pangkat ke IV/b. Guru yang melaksanakan PTK, tidak perlu meninggalkan tugasnya profesinya karena PTK melekat dan terintegrasi dalam pelaksanaan tugas profesinya.


2. Menerobos “Tembok IV/b”
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa, banyak guru yang telah berpangkat pembina, golongan IV/a selama 5 tahun dan bahkan 15 tahun. Fakta ini mengindikasikan adanya kesulitan besar dari sebagian kalangan guru untuk naik pangkat ke golongan IV/b. Berbagai alasan mucul dari fenomena ini, diantaranya 1) belum mengetahui mekanisme yang jelas tentang kenaikan pangkat dari golongan IV/a ke IV/b, 2) adanya isu dan kesan bahwa tidak mungkin naik pangkat ke IV/b, jika tidak ada lobi, 3) adanya opini publik yang mengatakan bahwa kenaikan pangkat ke IV/b akan dipersulit karena menyangkut anggaran, dan 4) sebagian besar guru tidak memiliki angka kredit pada pengembangan profesi yang merupakan syarat untuk dapat mengajukan kenaikan pangkat ke IV/b. Jika berbagai alasan, faktor, dan opini ini tidak segera diluruskan, maka persentase guru yang terakumulasi pada golongan IV/a akan semakin banyak. Oleh karena itu diperlukan pencermatan yang lebih cerdas dari kalangan guru ataupun stakeholder pendidikan terhadap berbagai alasan dimaksud, sehingga dapat diberikan informasi dan bantuan kepada para guru.
Berkaitan dengan mekanisme kenaikan pangkat dari golongan IV/a ke IV/b, dapat diberikan beberapa informasi, sebagai berikut 1) untuk kenaikan pangkat ke IV/b, setiap guru wajib menyusun daftar usul penetapan angka kredit (Dupak) disertai dengan bukti fisiknya minimal rangkap 3 (disetor ke LPMP, sekolah, dan arsip pribadi), 2) bendel dupak serta bukti fisik, termasuk karya tulis ilmiah (PTK) disetorkan ke LPMP pada bagian penetapan angka kredit untuk IV/b, dalam hal ini penyetoran dilakukan antara bulan April – Juni, 3) antara bulan Juni – Juli, dupak dan karya tulis diperiksa oleh tim teknis penilai karya tulis provinsi, yang terdiri dari para widyaiswara LPMP, 4) apabila dupak dan atau karya tulis tersebut belum memenuhi kriteria atau belum memperoleh angka kredit minimal 12, maka kepada guru bersangkutan akan dikirimi surat yang berisi pemberitahuan terhadap kekurangan usulan tersebut, 5) sekitar bulan Juli – Agustus, karya tulis pengembangan profesi itu diperiksa lagi oleh tim penilai pusat. Jika hasil dari pemeriksaan ini dinyatakan belum layak, maka karya tulis tersebut akan dikembalikan disertai dengan rekomendasi untuk perbaikan, 6) dupak dan karya tulis yang telah dinyatakan memenuhi syarat, selanjutnya dibuatkan daftar untuk diteruskan ke Jakarta guna dibuatkan penetapan angka kredit (PAK), 7) sekitar bulan Desember PAK dikirim ke alamat sekolah guru bersangkutan, dan 8) berdasarkan PAK tersebut, maka dilakukan pengusulan untuk kenaikan pangkat ke golongan IV/b kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) masing-masing kabupaten, untuk diteruskan ke BKD provinsi guna dibuatkan surat keputusan (SK) yang ditandatangani oleh gubernur.

3. Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan pencermatan terhadap mekanisme kenaikan golongan ke-IV/b, maka bagian yang memerlukan waktu, tenaga, biaya dan pikiran adalah mempersiapkan, melaksanakan, dan menyusun karya tulis, yang dalam hal ini adalah PTK. Penelitian tindakan kelas dimulai dengan adanya masalah yang dirasakan sendiri oleh guru dalam pembelajaran. Masalah tersebut dapat berupa masalah yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan harapan guru (Rustam Dan Mundilarto, 2004). Langkah menemukan masalah dilanjutkan dengan menganalisis dan merumuskan masalah, kemudian merencanakan PTK dalam bentuk tindakan perbaikan, mengamati, dan melakukan refleksi. Keempat langkah utama dalam PTK yaitu merencanakan, melakukan tindakan perbaikan, mengamati, dan refleksi merupakan satu siklus dan dalam PTK siklus selalu berulang.
Teori berkaitan dengan PTK telah banyak beredar, baik dalam bentuk buku maupun makalah yang disusun oleh para ahli pendidikan. Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian masalah pada suatu kelas melalui sistem daur ulang dari berbagai kegiatan. Dalam hal ini terdapat hubungan antara PTK dengan apa yang dirasakan Guru, diantaranya 1) Guru mengalami suatu masalah dalam mengajar karena sistem nilai yang diperoleh tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum, 2) Guru membayangkan pemecahan masalah tersebut, 3) Guru bertindak sesuai dengan cara pemecahan yang dibayangkan, 4) Guru menilai hasil upaya pemecahan itu, 5) Guru memperbaiki praktik, rencana, dan gagasan-gagasan mengajar dengan strategi baru sesuai dengan hasil penilaian itu, dan 6) Guru menerangkan hasil perubahan itu sambil menelaah dampaknya terhadap hasil kerjanya (Santyasa, 2007).
Namun, teori tentang PTK akan selamanya berwujud gagasan jika tidak ada keberanian dari kalangan guru untuk melakukannya. Oleh karena itu diperlukan informasi berkaitan dengan teknik praktis melaksanakan PTK yang sederhana, mudah dipahami, dan dapat dilaksankan. Berikut ilustrasi sederhana tentang proses PTK, misalkan seorang Guru Kimia menemukan hasil belajar siswanya rendah (dilihat dari nilai formatif, sumatif, dan ebtanas). Padahal pembelajaran telah dilakukan sesuai dengan tuntutan kurikulum, banyak pembahasan masalah nyata, dan sering ulangan. Setelah diselidiki melalui wawancara dengan beberapa siswa, terungkap bahwa siswa tidak puas dengan model pembelajaran diskusi biasa yang diterapkan selama ini. Disinyalir bahwa Guru tidak pernah mengubah cara memfasilitasi pembelajaran, tidak pernah mengajak siswa bereksperimen atau penyelidikan. Berdasarkan data tersebut, maka perlu diupayakan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah, melakukan eksperimen, dan mengkomunikasikan temuannya. Berkaitan dengan hal tersebut maka diterapkan Model Problem-Based Learning, untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar kimia. Rumusan tema tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam rumusan masalah, misalnya apakah penerapan model Problem-Based Learning dapat meningkatkan kualitas aktivitas dan pemahaman konsep siswa? Untuk menjawab permasalahan tersebut, Guru hendaknya menyimak tentang peranan Model Problem-Based Learning dalam peningkatan pemahaman konsep siswa, sehingga didapatkan rumusan hipotesis tindakan.
Tatkala permasalahan telah teridentifikasi, maka mulai dirancang alternatif perencanaan untuk melaksanakan PTK, misalnya menyiapkan rancangan pembelajaran dan lembar kerja siswa dengan model Problem-Based Learning, mengalokasikan waktu sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, menyiapkan pedoman observasi, pedoman penilaian kinerja, menyiapkan tes pemahaman konsep, menyiapkan tes sikap, meyiapkan format observasi, menyiapkan angket respon siswa.
Tindakan berikutnya adalah Guru menyajikan permasalahan kepada siswa dan memulai pembelajaran dengan langkah-langkah sesuai model Problem-Based Learning. Jika perencanaan telah menetapkan pelaksanaan asesmen kinerja diadakan setiap kali pertemuan, lakukanlah asesmen kinerja tersebut dengan seksama. Hasil asesmen dianalisis sekaligus diberi komentar pada masing-masing konsep yang menjadi materi kinerja para siswa.
Pemantauan dilakukan untuk mengamati interaksi selama proses pembelajaran berlangsung, mengamati respon siswa terhadap proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi ditujukan kepada hasil belajar siswa melalui asesmen kinerja, portofolio, tes, dan respon siswa melalui penyebaran angket. Misalkan, hasil observasi terungkap bahwa dari penerapan model pembelajaran, ternyata siswa ribut, kurang bertanggung jawab, kesiapannya kurang, kurang aktif berinteraksi, hasil tes pemahaman konsep rendah, dan respon siswa kurang postif. Terhadap semua data tersebut, maka Guru melakukan refleksi. Misalnya, diskusi kelas diubah menjadi diskusi kelompok, lebih banyak menyiapkan pertanyaan-pertanyaan dalam diskusi, memberikan tugas sebelumnya kepada siswa, menunjuk secara bergiliran siswa untuk mengerjakan tugas sekaligus dinilai secara kualitatif atau kuantitatif, hasil asesmen didiskusikan kepada siswa sebelum pembelajaran berikutnya, sasaran belajar dirumuskan secara realistis yang mudah diukur, dan lain-lain (Modifikasi dari Santyasa, 2007).
Sistematika laporan penelitian tindakan kelas, terdiri dari 1) bagian awal yang meliputi (a) halaman judul, (b) halaman pengesahan baik oleh kepala sekolah maupun bagian perpustakaan sekolah, (c) abstrak yang berisikan tentang permasalahan, tujuan penelitian, prosedur pelaksanaan PTK, dan hasil penelitian, (d) kata Pengantar, (e) daftar Isi dan (f) lampiran-lampiran; 2) bagian isi yang meliputi (a) bab I pendahuluan, (b) bab II landasan teori, (c) bab III metode penelitian, (d) bab IV hasil penelitian dan pembahasan, dan (e) bab V simpulan dan saran; 3) bagian akhir, meliputi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
Pada bagian pendahuluan terdiri dari 1) Latar Belakang (diskripsi masalah, data awal yang mendukung adanya masalah dan akar timbulnya masalah dengan menunjukkan pada lokasi penelitian dan waktu serta penjelasan pentingnya masalah itu dipecahkan; 2) Rumusan Masalah (diharapkan kalimat Tanya); 3) Tujuan Penelitian; (sesuaikan dengan rumusan masalah), 4) Manfaat Penelitian; (sesuaikan dengan apa yang direncanakan pada proposal, namun peneliti dapat mengembangkan).
Bagian landasan teori mengemukakan teori dan pustaka yang relevan, dan memberi arah serta petunjuk pada pelaksanaan PTK. Diperlukan adanya usaha untuk membangun argumentasi teoritis yang menunjukkan bahwa tindakan yang diberikan dimungkinkan dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas. Pada akhir bab ini dapat dikemukakan hipotesis tindakan. Uraian pada bab ini harus lebih lengkap dan rinci dibanding dengan uraian yang ada pada bab yang sama di usulan penelitian.
Pada metode penelitian dideskripsiskan tiap siklus penelitian yang memuat: rencana, pelaksanaan/tindakan, pemantauan dan evaluasi beserta jenis instrumen yang digunakan, dan cara refleksi. (perlu dibedakan pada usulan, isi apa yang akan dilaksanakan, sedang pada laporan berisi apa yang sudah dilaksanakan). Pada tiap siklus harus dikemukakan tindakan secara jelas, serta semua jenis instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data. Tindakan yang dilakukan bersifat rasional, feasible serta collaborative.
Hasil penelitian dan pembahasan menyajikan uraian masing-masing siklus dengan data lengkap, menyangkut berbagai aspek yang terjadi akibat tindakan yang dilakukan. Tunjukkan adanya perbedaan tindakan dengan kegiatan pelajaran yang biasa atau sering dilakukan. Pada refleksi diakhir setiap siklus berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan grafik, dan kelemahan yang terjadi. Kemukakan ada perubahan/ kemajuan/ perbaikan yang terjadi pada diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, motivasi/minat belajar, dan hasil belajar. Kemukakan hasil dari keseluruhan siklus ke dalam ringkasan untuk bahan dasar analisis dan pembahasan. Bahan/data tersebut ditulis dalam bentuk tabel atau bagan sehingga akan memperjelas adanya perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara sistematik dan jelas.
Sedangkan pada simpulan dan saran disajikan simpulan hasil penelitian (potret kemajuan) sesuai dengan tujuan/masalah penelitian yang telah disampaikan sebelumnya. Berikan saran tindak lanjut berdasarkan simpulan yang diperoleh baik yang menyengkut segi positif maupun negatifnya.
Pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka yang memuat semua sumber pustaka yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan system yang telah dibakukan secara konsisten. Lampiran-lampiran hendaknya disajikan secara lengkap yang berisi rancangan materi/bahan ajar, semua instrumen penelitian, sampel jawaban siswa, dokumen/foto kegiatan, ijin penelitian, serta bukti lain yang dipandang perlu (Sulipan, 2009).


4. Rekomendasi
Kenaikan pangkat ke golongan IV/b memang tidak disertai dengan kenaikan gaji secara signifikan. Oleh karena itu upaya untuk mengejar IV/b hendaknya jangan dipandang dari peningkatan kesejahteraan belaka, tetapi pandanglah dari aspek kredibilitas dan profesionalitas. Guru yang mampu menembus golongan IV/b akan memiliki kebanggan yang tak terukur dengan uang, karena sampai saat ini golongan tersebut masih berkatagori langka. Semua Guru hendaknya memiliki motivasi yang tinggi dengan terus berkarya secara profesional yang salah satunya melalui PTK.
Penelitian tindakan kelas sebagai salah satu strategi menembus golongan IV/b, jangan hanya dikaji tataran idealisme, tetapi mulai diimplementasikan secara sungguh-sungguh dengan berbagai kekurangan. Perbaikan dan penyempurnaan pasti terjadi seiring dengan pelaksanaan PTK, sehingga berbagai kekurangan tersebut akan segera teratasi. Oleh karena itu, PTK harus dijadikan sebagai tempat untuk menuangkan kreativitas dan inovasi dalam upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar. Dengan demikian membumikan PTK di kalangan guru memiliki manfaat ganda, yaitu meningkatkan kompetensi profesional guru di satu pihak, dan di pihak lain merupakan langkah strategis untuk menembus “tembok” golongan IV/b yang saat ini teridentifikasi tebal dan tinggi. Memulai yang mulia untuk berkreasi dan berinovasi akan menjadikan profesi guru terhormat di mata publik. Semoga.

5. Referensi
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Guru, Kepala Sekolah, Pengawas, dan Penilai. Yogyakarta: UNY

Ester Lince Napitupulu. 2009. Guru Sulit Capai Golongan Tinggi. http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/03/26/15293675/guru.sulit.capai.golongan.tinggi. Diunduh 3 Juli 2009

Kepmendikbud Nomor 025/O/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru

Rustam Dan Mundilarto. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional

Santyasa, I Wayan. 2007. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. (Makalah). Disajikan Dalam Workshop Tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Para Guru SMP 2 Dan 5 Nusa Penida Klungkung, Pada Tanggal 30 Nopember dan 1 Desember 2007 di Nusa Penida. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha

Suhardjono. 2008. Pengembangan Profesi Guru dan Karya Tulis Ilmiah. http://ptkguru.wordpress.com/2008/05/20/karya-tulis-ilmiah-dan-pengembangan-profesi-guru/. Diunduh 3 Juli 2009

Sulipan. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Bandung: Widyaiswara P4TK BMTI Bandung

Contoh Daftar isi PTK untuk kenaikan pangkat/golonga ke-IV/b
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
SURAT KETERANGAN KEPALA SEKOLAH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
PIAGAM JUARA I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv
SURAT KETERANGAN PETUGAS PERPUSTAKAAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii
DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix
ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . x
ABSTRACT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.1 Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Identifikasi Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
1.3 Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
1.4 Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
1.5 Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
2.1 Model Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
2.2 Model Konstruktivistik Dalam Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.3 Model Pembelajaran Berbasis Maslah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
2.4 Pengertian Berpikir Kritis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
2.5 Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
2.6 Aktivitas, Motivasi, dan Hasil Belajar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
2.7 Penelitian Yang Relevan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
2.8 Kerangka Berpikir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
2.9 Hipotesis Tindakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
BAB III METODE PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24
3.1 Desain Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24
3.2 Subjek dan Objek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24
3.3 Prosedur Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25
3.4 Instrumen Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
3.5 Metode Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
3.6 Teknik Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
4.1 Deskripsi Proses Tindakan Siklus I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
4.2 Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
4.3 Refleksi Siklus I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
4.4 Deskripsi Proses Tindakan Siklus II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
4.5 Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42
4.6 Refleksi Siklus II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 47
4.7 Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53
5.1 Simpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53
5.2 Rekomendasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Lampiran 1: Silabus
Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 3: LKS Kontekstual
Lampiran 4: Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis
Lampiran 5: Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep pada Siklus I
Lampiran 6: Hasil Tes Keterampilan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep pada Siklus II
Lampiran 7: Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 8: Biodata Penulis

BIODATA PENULIS
Nama : Gede Putra Adnyana
Tempat, Tgl. Lahir : Buleleng, 01 – 12 – 1968
Pangkat, Gol. Ruang : Pembina Tk. I, ( IV/b )
Tempat Tugas : SMAN 1 Banjar, Buleleng, Bali
Alamat : Banyuatis, Banjar, Buleleng, Bali
Latar Belakang Pendidikan : 1. Lulus SD No. 1 Banyuatis, Tahun 1981
2. Lulus SMPN Tabog, Tahun 1984
3. Lulus SMAN Seririt, Tahun 1987
4. Lulus D.3 Kimia FKIP Unud, Tahun 1990
5. Lulus S.1 Kimia STKIPN Singaraja, Tahun 1994
Pengalaman Kerja : 1. Guru SMAN 1 Pupuan, Tabanan (1991 – 1995)
2. Guru SMAN 1 Banjar, Buleleng (1995 – Sekarang)
3. Wakasek Kurikulum SMAN 1 Banjar (1996 – 2005)
4. Ketua BP3 SD No. 1 Banyuatis (2000 – 2002)
5. Sekretaris PGRI Cabang Banjar (2001 – 2007)
6. Guru Inti Kimia Kab. Buleleng (2001 – 2005)
7. Sekretaris MGMP Kimia Kab. Buleleng (2003 – 2006)
Penghargaan Ilmiah : 1. Juara II Lomba Guru Teladan Tk. SMU Kab. Buleleng Tahun 2001
2. Juara II LKTI Guru SMA/SMK Kab. Buleleng, 17-11-2003
3. Juara I LKTI Guru SMA/SMK Kab. Buleleng, 5-11-2004
4. Juara II LKTI Guru se-Bali, Dies Natalis V Lustrum I IKIPN Singaraja, 5-2-2005
5. Finalis Simposium Nasional III Inovasi Pembelajaran dan Pengelolaan Sekolah di Bogor, 17 s.d 20 Okt. 2005
6. Finalis LKG dalam Pembelajaran Tk. Nasional di Jakarta, tgl. 21 s.d. 26 Nov. 2005
7. Juara II LKTI Guru SMA/SMK Kab. Buleleng, Tahun 2005
8. Juara II LKT Guru SMA Se-Bali, Dies Natalis VI IKPN Singaraja, 5 – 2 – 2006
9. Juara III LKTI Guru SMA/SMK Kab. Buleleng, 14-11-2006
10. Juara I, LKTI Guru SMA Se-Bali Program TPSDP-P3AI Undiksha, 5 – 5 – 2007
11. Juara I, LKTIG SMA/SMK Kab. Buleleng, 22-11-2007
12. Juara I, LKTI Guru Se-Bali, Dies Natalis II Undiksha Singaraja, 8 Mei 2008